buku ini merupakan buku motivasi yang paling keren,.untaian kalimatnya membuat Anda menjadi berapi-api untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
pembaca diajak untuk menyelami kehidupan ini dengan penuh integritas, keyakinan dan bermanfaat bagi orang lain.
sejatinya manusia diciptakan Tuhan untuk Belajar, Berkarya dan Mengembangkan diri.
ketika manusia mampu berupaya menjadikan dirinya menjadi manusia yang bermanfaat, maka manusia tersebut akan memiliki kepribadian yang luar biasa..
salam kemenangan salam semangat GO FIGHT AND WIN...
pemberdaya
Jumat, 17 Maret 2017
Minggu, 02 Agustus 2015
NEXT TRIP (bocah@venture)
pembaca yang berbudiman...
untuk sementara waktu tulisan belum bisa di upload...
masih dalam proses ngeTRIP ...hehe,,.
dtunggu aja ya..
untuk sementara waktu tulisan belum bisa di upload...
masih dalam proses ngeTRIP ...hehe,,.
dtunggu aja ya..
Rabu, 06 Agustus 2014
adventure "MABES"
Tanggal
2-5 juni 2013 merupakan momentum bersejarah untuk KSR PMI Unit VII Uin Suka,
dimana kali pertama mengadakan kunjungan ke PMI Pusat, ICRC Jakarta, PMI Markas
Jaktim, dan KSR PMI Unit UNJ secara rombongan. Kunjungan dilakukan dengan
maksud dan tujuan; pertama, mempererat atau menjalin silahturahmi antar relawan
agar muncul yang namanya “Interrelationships
Fellow” yaitu hubungan kerjasama yang baik. Kedua, mengorientasi Pengurus
Harian baru periode 2013-2014. Ketiga, belajar bagaimana menjalankan
pengorganisasian yang baik, mengenalkan kepada anggota KSR PMI Unit VII Sebagai
relawan harus tahu dimana dan apa saja yang dikerjakan oleh PMI Pusat dan ICRC
Jakarta kesehariannya baik pada saat ada bencana/konflik maupun tidak.
Tepat
pada tanggal 3 juni 2013 pukul 08.00-15.30, dilaksanakanlah acara sarasehan
dengan kepala markas PMI Jaktim beserta pengurus dan relawan-relawan. Kemudian
dilanjutkan dengan kunjungan dan sarasehan dengan KSR PMI Unit UNJ, dalam
sarasehan yang dilakukan banyak membahas bagaimana proker agar dapat dijalankan
dengan baik. Dilanjutkan pemberian motivasi oleh kepala markas PMI Jaktim.
..(tanggal
4 juni 2013 pukul 08.00).. KSR PMI Unit VII melakukan perjalanan ke PMI
Pusat,..
Tepat
pukul 10.00 sampai dilokasi,. Sambutan luar biasa yang diberikan PMI Pusat.
Berhubung bapak Jusuf Kalla lagi berhalangan (kunjungan kerja ke London), maka
Bp. H. Muhammad Muas, SH. Selaku ketua
bidang relawan dan teknologi informasi berserta bang Rahmat, Dr.Lilis, bang
dodi berganti menyambut KSR PMI Unit VII. Dalam acara sarasehan ini Bp. Muas
banyak cerita mengenai sejarah PMI di Indonesia, kemudian dilanjutkan
shering-shering (tanya jawab, tukar pengalaman, bersenda-gurau, pemberian
motivasi).
..(Nyambung
pukul 14.00-17.00).. kunjungan ke ICRC Jakarta, KSR PMI Unit bertemu langsung
dengan Mr. Fredic (Duta dari ICRC Pusat), Mr.Philips, Mr.Irrene.
“Suasana ruang rapat PMI Pusat.
Acara diskusi bersama ketua bidang relawan & teknologi Informasi Bp. H.
Muhammad Muas, SH, Dr. Lilis, Bang Rahmat, Bang Dodi”.
“foto bareng bersama anggota KSR
PMI UNIT UNJ di posko UNJ setelah sarasehan.”
“foto bareng bersama Mr. Fredrick
(Perwakilan ICRC di jakarta) & Mr.Irrene didepan gedung ICRC.”
“foto bareng bersama pengurus
Markas Kota Jaktim.”
“Penyerahan kenang-kenangan dari
KSR PMI Unit VII UIN Suka ke ICRC (Mr.Philips).”
“Penyerahan cindera mata dari KSR
PMI Unit VII UIN Suka ke Komandan Markas Kota Jaktim.”
Selasa, 17 Desember 2013
Bahaya ‘New right’ dan Korporatisme
Memahami bahaya New
right dan Korporatisme adalah penting bagi pekerja pengembangan masyarakat,
karena hal ini merupakan aspek penting dari konteks kontemporer pengembangan
masyarakat dan layanan-layanan berbasis masyarakat. pada hakikatnya
bahaya-bahaya tersebut terletak pada transformasi neoliberalisme dari sumber
daya sosial menjadi barang-barang privat yang diperjualbelikan. Perdana menteri
Margaret Thatcher, seorang pemain penting dalam pengenalan neoliberalisme ke
dalam politik dan kebijakan nasional dan internasional, secara tidak
sengajamerumuskan bahaya tersebut dalam artikel majalah Women’s Own 3 Oktober 1987:
Saya
pikir kita telah melalui sebuah periode yang orang terlalu banyak diberikan
pengertian bahwa jika mereka mempunyai masalah, maka kewajiban pemerintahlah
untuk mengatasi masalah tersebut. ‘saya mempnyai masalah, saya akan mendapatkan
bantuan gratis.’ Saya tidak mempunyai rumah, pemerintah harus menyediakan rumah
bagi saya’. Mereka melemparkan masalah mereka kepada masyrakat luas (Society).
Dan, tahukah anda, tidak ada itu yang disebut massyarakat luas. Yang ada adalah
individu-individu laki dan perempuan, keluarga. Dan pemerintah tidak dapat
melakukan apa-apa kecuali melalui orang-orang dan setiap orang pertama-tama
haru melihat ke diri mereka dahulu. Orang terlalu banyak memikirkan hak-haknya,
tanpa kewajiban-kewajiban. Tidak ada yang disebut hak, kecuali seorang telah
memenuhi kewajibannya.
Inilah pandangan new
right. Untuk menanggapi kegagalan negara kesejahteraan, paham ini mengusulkan reduksi
masyarakat luas menjadi individu dan keluarga. Dengan demikian, paham ini
memberikan tanggung jawab untuk berprestasi, dan menyalahkan terjadinya
masalah-masalah sosial, kepada individu dan keluarga. Margaret melepaskan
segala peran negara dalam kesejahteraan manusia. Pemerintah berperan hanya jika
individu-individu mengalami keberhasilan. Sikap ini menempatkan individu dan
keluarga yang miskin berada dalam posisi yang
tak dapat dibela. Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan
sampai mereka sendiri berprestasi dan berhasil. Mereka melihat tanggung jawab
mereka adalah memelihara kesehatan ekonomi nasional. Sebagian membuat asumsi
bahwa ekonomi yang sehat akan menghasilkan rakyat yang sehat. Untuk menjadi
sebuah ekonomi yang sehat diperlukan kemampuan bersaing secara internasional.
Dalam sebuah dunia yang terglobalisasi, ekonomi yang sehat adalah syarat yang
sangat penting dan banyak pemerintah menjadikannya sebagai priorita teratas.
Oleh karena itu banyak
sekali kritik terhadap neoliberalisme dalam prespektif keadilan sosial dan HAM,
intinya neoliberalisme dan paradigma pasar meningkatkan ketidakmerataan dan
pengecualian. Jarak antara yang kaya dan miskin semakin besar. Hanya ada
sedikit manfaat dari gerakan uang dan modal. Negara afrika, air telah
diprivatisasi dan meteran prabayar digunakan untuk membeli air minum gratis,
yang umumnya air tidakbersih. Bayi-bayi mereka tertular penyakit diare dan
meninggal. Ini adalah contoh yang nyata dan kejam sekali dari bahaya
neoliberalisme.
Mesin-mesin penggerak
neoliberalisme, yaitu bisnis transnasional dan korporat ekonomi raksasa, tentu
saja tidak mendorong terjadinya debat mengenai isu-isu keadilan sosial, HAM dan
kesejahteraan sosial. Banyak keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan rakyat
dibuat oleh korporat transnasional
Visi-visi
Terbatas dan kebangkitan Individualisme
Peningkatan konsentrasi
kekuatan ekonomi global ke tangan segelintir orang telah mendorong penigkatan
individualisme, terutama dalam masyarakat barat. Di sana, nilai ditempatkan
pada individual dan capaian individual. Penghargaan kepada capaian individual
memperkuat kompetisi di atas koperasi. Selanjutnya, melemahkan ikatan sosial
dan cenderung menyingkirkan yang lain.sikap menyalahkan individu membuat
struktur-struktur yang tidak adil menjadi tidak tampak dan mendorong
permusuhan, ketakutan dan kecurigaan terhadap mereka yang menyimpang dari norma
dan mereka menjadi pesaing. Kepercayaan tererosi dan digantikan dengan
ketidakpercayaan.
Keberatan
Mendasar
Krisis
dalam negara kesejahhteraan adalah hasil dari sistem sosial, ekonomi dan
politik yang tidak berkelanjutan, dan yang telah mencapai suatu titik krisis
ekologis. Setiap tanggapan konvensional atas krisis dalam negara kesejahteraan
adalah sesuatu yang dalam dirinya sendiri didasarkan atas asumsi-asumsi yang
berorientasi pada pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, dan oleh karena itu
dirinya sendiri tidak berkelanjutan.
Sebagaimana telah
ditunjukkan oleh para penulis Marxis (Gough, 1979), negara kesejahteraan telah
tumbuh secara berdampingan dengan kapitalisme industri, dan harus dilihat
sebagai bagian integral dari orde sosial, ekonomi dan politik yang ada. provisi
layanan sosial negara seperti kesehatan, pendidikan, perumahan dan
kesejahteraan bukanlah sekadar hasil pandangan-pandangan altruistis pemerintah
yang ramah dan peduli, tetapi merupakan keperluan bagi kapitalisme industri
untuk bertumbuh dan berkembang, dan sebagai suatu cara untuk memantapkan dan
memelihara kontrol sosial (Kennedy, 1989).
Menghargai Kebudayaan Lokal
Kebudayaan
lokal masyarakat dapat terkikis oleh pemaksaan nilai-nilai dominan dari luar,
dengan demikian menghilangkan nilai dan menganggap rendah pengalaman masyarakat
lokal (Kleymeyer, 1994). Jika tidak hati-hati pengembang masyarakat dapat
dengan mudah menjadi bagian dari erosi kultur lokal ini. Asumsi-asumsi (sering
tanpa disadari) tindakan yang tepat tentang cara mengerjakan sesuatu, tentang
apa yang penting. Pekerja harus berhati-hati untuk tidak mengasumsikan
superioritas tradisi-tradisi kebudayaannya sendiri, dan jika tidak mampu
mengakui dan bekerja dalam lingkup kebudayaan lokal, maka upaya yang dilakukan
dalam pengembangan masyarakat tidak akan berhasil.
Walaupun
demikian, untuk mengakui dan bekerja dalam lingkup kebudayaan lokal, bukan
berarti selalui menyetujui semua nilai praktik lokal. Terdapat banyak keadaan
suatu nilai kebudayaan masyarakat bukan hanya bertentangan dengan yang di anut
pekerja, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM. Contoh-contohnya
mungkin seorang pekerja dalam sebuah masyarakat akan menemukan penindasan
perempuan dibenarkan sebagai bagian dari kultur tradisional. Dalam kasus tadi,
penting bagi pekerja untuk mampu melepaskan kacamata kudanya yang membuat dia
berpandangan sempit, dan menerima/ mengesahkan kultur masyarakat lokal. Kasus
pertama, yakni kultur lokal dilihat berlawanan dengan prinsip-prinsip HAM,
hanya sedikit yang akan diperoleh seorang pekerja masyarakat yang mengadopsi
suatu posisi konfrontatif; ini akan dengan mudah berakibat sang pekerja ditolak
oleh masyarakat. tetapi pekerja masyarakat perlu mengingat dua hal penting
tentang kultur. Pertama, bahwa suatu kebudayaan tidak pernah statis: nilai dan
praktik kebudayaan selalu berubah, dan tantangannya adalah menolong masyarakat
terlibat dengan proses perubahan kebudayaan deengan suatu cara yang reflektif
dan membangun. Kedua, bahwa tidak ada kebudayaan yang monolitis. Akan ada orang
dalam masyarakat yang tidak sepenuhnya setuju dengan nilai-nilai kebudayaan
dominan, dan yang tidak terlibat dalam praktik kebudayaan tertentu
(melakukannya dengan was-was). Nilai-nilai dan praktik-praktik kebudayaan diuji
atau dipertandingkan dalam lingkup masyarakat, dan ini salah satu penyebab yang
membuat kebudayaan dinamis ketimbang statis.
Hal
yang penting adalah bahwa nilai-nilai kultural lokal adalah penting dalam
pengembangan masyarakat, dan dengan demikian adalah hakiki untuk seorang
pekerja masyarakat untuk berupaya mengerti dan menerima kultur lokal seperti
itu, dan bila mungkin mengesahkan dan bekerja dengan kultur tersebut. Berupaya
memaksa suatu nilai yang lain hanya karena pekerja lebih terbiasa dan nyaman
dengan itu, adalah melakukan suatu imperialisme kultural yang melemahkan dan
berlawanan dengan prinsip-prinsip
pengembangan masyarakat. bahkan, ketika nilai-nilai dan praktik-praktik
kebudayaan suatu masyarakat mngangkat isu-isu HAM yang penting, seorang pekerja
masyarakat perlu menghormati dan menerima pentingnya kultural lokal bagi warga
masayrakat tersebut, dan menggunakannya sebagai sebuah titik permulaan untuk
bekerja menuju perubahan.
Sabtu, 14 Juli 2012
Sumbangsih Kerajinan, Perdagangan dan Pariwisata dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Kabuhpaten Bantul
Disusun
oleh: M Rizal Dhukha Islam
Nim:
10230012
Latar
belakang
Salah
satu fungsi kerajinan dan pariwisata serta potensi-potensi yang ada di kabuhpaten
bantul memberikan perubahan yang lebih baik dalam mensejahterahkan masyarakat
yang ada disana. Kerajinan dan perdagangan sudah bukan hal yang baru bagi warga
bantul, setiap harinya yang mereka lakukan yaitu membuat kerajinan semisal
kerajinan batik kayu, kipas bambu, gerabah dan masih banyak lagi. Ditambah lagi
pariwisata yang ada semacam desa wisata, taman buah dan gua cermai. Itu semua
merupakan potensi yang harus terus di gali dan dikelolah secara sistematis agar
terciptalah tatanan masyarakat yang sejahterah baik secara materil maupun
Non-materil.
Dalam
pencapain misi tersebut, diperlukannya pengembangan sumber daya manusia (PSDM)
yang baik. Jika SDM yang ada belum terorganisir otomatis tidak mempunyai
manajemen yang jelas apalagi sistematis. hal ini yang menyebabkan munculnya
problema-problema dalam individu ataupun kelompok masyarakat. Contoh dari 17
kecamatan yang terdiri 75 desa di daerah bantul, berapa yang sudah benar-benar
unggul dalam masalah perekonomian. Meskipun secara garis besar kabuhpaten
bantul merupakan daerah yang bisa disebut sebagai daerah yang swakarsa.
Solusi
yang tepat untuk itu, harus dilakukannya kerja sama antara pihak pemerintah
daerah bantul dengan warganya dalam peningkatan mutu sumber daya manusia.
Mungkin dengan melalui pendekatan-pendekatan yang super aktif, dimana
pendekatan ini dapat menstimulus cara berpikir warga bantul agar tanggap,
cermat, dan melakukan apa yang menjadi keinginannya dalam batasan untuk
perubahan pada dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Pembahasan
Daerah
bantul merupakan daerah yang secara garis besar merupakan daerah yang
independent/mandiri/swakarsa. Menurut data badan pembangunan daerah bantul.
Bantul terdiri dari 17 kecamatan dan 75 desa, dalam potensi pengembangan dari
data yang sudah ada. Dibagi menjadi enam kategori: jasa dan perdagangan,
industri kecil dan kerajinan, nelayan, persawahan, pertambangan, peternakan.
Seperti bahan tambang yang ada meliputi pasir/kerikil, tanah
liat, batu putih/batu gamping, kalsit, breksi, batu apung, mangaan, andesit,
tras, bentonit,dan pasirbesi.
Di Kecamatan Dlingo memiliki Khusus bahan galian mangaan
(bahan galian Golongan B) dengan cadangan yang relatif sedikit dan tidak
berpotensi untuk ditambang. Pertambangan bahan galian di Kabupaten Bantul
umumnya ditambang oleh masyarakat setempat dengan menggunakan ijin, akan tetapi
sampai saat ini banyak penambangan yang tidak berijin. Berdasarkan data pada
yang masuk maka jumlah usaha penggalian bahan tambang dari tahun 2007 sampai
tahun 2008 mengalami kenaikan. Bahan galian yang telah diusahakan adalah tanah
liat sebagai bahan pembuatan bata merah, gerabah, dan keramik serta digunakan
sebagai bahan urug. Untuk pasir/kerikil digunakan sebagai bahan bangunan dan
untuk batu putih/batu gamping yang umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan kapur tohor. Sedangkan Breksi batu apung telah dimanfaatkan sebagai
bahan pondasi ringan, ornamen/partisi, breksi, dan barang kerajinan. Bahan
galian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Pasir besi yang terdapat di
kawasan pantai dan dalam penambangannya, perlu perhatian khusus pada aspek
lingkungan.
Kesimpulan
Kabuhpaten bantul
sudah maju akan SDA nya tinggal memerlukan SDM yang unggul dan berkualitas
dalam segala hal agar terciiptalah bantul yang benar-benar independen secara
realita bukan hanya secara garis besarnya saja. Untuk itu perlulah seorang
fasilitator dalam memprakarsai jalannya sistem internal dan eksternal yang ada
dipemerintahan dan warga bantul.
Daftar pustaka
BAPPEDA kabuhpaten bantul
www.bantulkab.go.id. Diakses pada tanggal 13 juli 2012 pada pukul 9.02 wib.
Langganan:
Postingan (Atom)