Disusun
oleh: M Rizal Dhukha Islam
Nim:
10230012
Latar
belakang
Salah
satu fungsi kerajinan dan pariwisata serta potensi-potensi yang ada di kabuhpaten
bantul memberikan perubahan yang lebih baik dalam mensejahterahkan masyarakat
yang ada disana. Kerajinan dan perdagangan sudah bukan hal yang baru bagi warga
bantul, setiap harinya yang mereka lakukan yaitu membuat kerajinan semisal
kerajinan batik kayu, kipas bambu, gerabah dan masih banyak lagi. Ditambah lagi
pariwisata yang ada semacam desa wisata, taman buah dan gua cermai. Itu semua
merupakan potensi yang harus terus di gali dan dikelolah secara sistematis agar
terciptalah tatanan masyarakat yang sejahterah baik secara materil maupun
Non-materil.
Dalam
pencapain misi tersebut, diperlukannya pengembangan sumber daya manusia (PSDM)
yang baik. Jika SDM yang ada belum terorganisir otomatis tidak mempunyai
manajemen yang jelas apalagi sistematis. hal ini yang menyebabkan munculnya
problema-problema dalam individu ataupun kelompok masyarakat. Contoh dari 17
kecamatan yang terdiri 75 desa di daerah bantul, berapa yang sudah benar-benar
unggul dalam masalah perekonomian. Meskipun secara garis besar kabuhpaten
bantul merupakan daerah yang bisa disebut sebagai daerah yang swakarsa.
Solusi
yang tepat untuk itu, harus dilakukannya kerja sama antara pihak pemerintah
daerah bantul dengan warganya dalam peningkatan mutu sumber daya manusia.
Mungkin dengan melalui pendekatan-pendekatan yang super aktif, dimana
pendekatan ini dapat menstimulus cara berpikir warga bantul agar tanggap,
cermat, dan melakukan apa yang menjadi keinginannya dalam batasan untuk
perubahan pada dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Pembahasan
Daerah
bantul merupakan daerah yang secara garis besar merupakan daerah yang
independent/mandiri/swakarsa. Menurut data badan pembangunan daerah bantul.
Bantul terdiri dari 17 kecamatan dan 75 desa, dalam potensi pengembangan dari
data yang sudah ada. Dibagi menjadi enam kategori: jasa dan perdagangan,
industri kecil dan kerajinan, nelayan, persawahan, pertambangan, peternakan.
Seperti bahan tambang yang ada meliputi pasir/kerikil, tanah
liat, batu putih/batu gamping, kalsit, breksi, batu apung, mangaan, andesit,
tras, bentonit,dan pasirbesi.
Di Kecamatan Dlingo memiliki Khusus bahan galian mangaan
(bahan galian Golongan B) dengan cadangan yang relatif sedikit dan tidak
berpotensi untuk ditambang. Pertambangan bahan galian di Kabupaten Bantul
umumnya ditambang oleh masyarakat setempat dengan menggunakan ijin, akan tetapi
sampai saat ini banyak penambangan yang tidak berijin. Berdasarkan data pada
yang masuk maka jumlah usaha penggalian bahan tambang dari tahun 2007 sampai
tahun 2008 mengalami kenaikan. Bahan galian yang telah diusahakan adalah tanah
liat sebagai bahan pembuatan bata merah, gerabah, dan keramik serta digunakan
sebagai bahan urug. Untuk pasir/kerikil digunakan sebagai bahan bangunan dan
untuk batu putih/batu gamping yang umumnya digunakan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan kapur tohor. Sedangkan Breksi batu apung telah dimanfaatkan sebagai
bahan pondasi ringan, ornamen/partisi, breksi, dan barang kerajinan. Bahan
galian yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Pasir besi yang terdapat di
kawasan pantai dan dalam penambangannya, perlu perhatian khusus pada aspek
lingkungan.
Kesimpulan
Kabuhpaten bantul
sudah maju akan SDA nya tinggal memerlukan SDM yang unggul dan berkualitas
dalam segala hal agar terciiptalah bantul yang benar-benar independen secara
realita bukan hanya secara garis besarnya saja. Untuk itu perlulah seorang
fasilitator dalam memprakarsai jalannya sistem internal dan eksternal yang ada
dipemerintahan dan warga bantul.
Daftar pustaka
BAPPEDA kabuhpaten bantul
www.bantulkab.go.id. Diakses pada tanggal 13 juli 2012 pada pukul 9.02 wib.