Memahami bahaya New
right dan Korporatisme adalah penting bagi pekerja pengembangan masyarakat,
karena hal ini merupakan aspek penting dari konteks kontemporer pengembangan
masyarakat dan layanan-layanan berbasis masyarakat. pada hakikatnya
bahaya-bahaya tersebut terletak pada transformasi neoliberalisme dari sumber
daya sosial menjadi barang-barang privat yang diperjualbelikan. Perdana menteri
Margaret Thatcher, seorang pemain penting dalam pengenalan neoliberalisme ke
dalam politik dan kebijakan nasional dan internasional, secara tidak
sengajamerumuskan bahaya tersebut dalam artikel majalah Women’s Own 3 Oktober 1987:
Saya
pikir kita telah melalui sebuah periode yang orang terlalu banyak diberikan
pengertian bahwa jika mereka mempunyai masalah, maka kewajiban pemerintahlah
untuk mengatasi masalah tersebut. ‘saya mempnyai masalah, saya akan mendapatkan
bantuan gratis.’ Saya tidak mempunyai rumah, pemerintah harus menyediakan rumah
bagi saya’. Mereka melemparkan masalah mereka kepada masyrakat luas (Society).
Dan, tahukah anda, tidak ada itu yang disebut massyarakat luas. Yang ada adalah
individu-individu laki dan perempuan, keluarga. Dan pemerintah tidak dapat
melakukan apa-apa kecuali melalui orang-orang dan setiap orang pertama-tama
haru melihat ke diri mereka dahulu. Orang terlalu banyak memikirkan hak-haknya,
tanpa kewajiban-kewajiban. Tidak ada yang disebut hak, kecuali seorang telah
memenuhi kewajibannya.
Inilah pandangan new
right. Untuk menanggapi kegagalan negara kesejahteraan, paham ini mengusulkan reduksi
masyarakat luas menjadi individu dan keluarga. Dengan demikian, paham ini
memberikan tanggung jawab untuk berprestasi, dan menyalahkan terjadinya
masalah-masalah sosial, kepada individu dan keluarga. Margaret melepaskan
segala peran negara dalam kesejahteraan manusia. Pemerintah berperan hanya jika
individu-individu mengalami keberhasilan. Sikap ini menempatkan individu dan
keluarga yang miskin berada dalam posisi yang
tak dapat dibela. Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan
sampai mereka sendiri berprestasi dan berhasil. Mereka melihat tanggung jawab
mereka adalah memelihara kesehatan ekonomi nasional. Sebagian membuat asumsi
bahwa ekonomi yang sehat akan menghasilkan rakyat yang sehat. Untuk menjadi
sebuah ekonomi yang sehat diperlukan kemampuan bersaing secara internasional.
Dalam sebuah dunia yang terglobalisasi, ekonomi yang sehat adalah syarat yang
sangat penting dan banyak pemerintah menjadikannya sebagai priorita teratas.
Oleh karena itu banyak
sekali kritik terhadap neoliberalisme dalam prespektif keadilan sosial dan HAM,
intinya neoliberalisme dan paradigma pasar meningkatkan ketidakmerataan dan
pengecualian. Jarak antara yang kaya dan miskin semakin besar. Hanya ada
sedikit manfaat dari gerakan uang dan modal. Negara afrika, air telah
diprivatisasi dan meteran prabayar digunakan untuk membeli air minum gratis,
yang umumnya air tidakbersih. Bayi-bayi mereka tertular penyakit diare dan
meninggal. Ini adalah contoh yang nyata dan kejam sekali dari bahaya
neoliberalisme.
Mesin-mesin penggerak
neoliberalisme, yaitu bisnis transnasional dan korporat ekonomi raksasa, tentu
saja tidak mendorong terjadinya debat mengenai isu-isu keadilan sosial, HAM dan
kesejahteraan sosial. Banyak keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan rakyat
dibuat oleh korporat transnasional
Visi-visi
Terbatas dan kebangkitan Individualisme
Peningkatan konsentrasi
kekuatan ekonomi global ke tangan segelintir orang telah mendorong penigkatan
individualisme, terutama dalam masyarakat barat. Di sana, nilai ditempatkan
pada individual dan capaian individual. Penghargaan kepada capaian individual
memperkuat kompetisi di atas koperasi. Selanjutnya, melemahkan ikatan sosial
dan cenderung menyingkirkan yang lain.sikap menyalahkan individu membuat
struktur-struktur yang tidak adil menjadi tidak tampak dan mendorong
permusuhan, ketakutan dan kecurigaan terhadap mereka yang menyimpang dari norma
dan mereka menjadi pesaing. Kepercayaan tererosi dan digantikan dengan
ketidakpercayaan.
Keberatan
Mendasar
Krisis
dalam negara kesejahhteraan adalah hasil dari sistem sosial, ekonomi dan
politik yang tidak berkelanjutan, dan yang telah mencapai suatu titik krisis
ekologis. Setiap tanggapan konvensional atas krisis dalam negara kesejahteraan
adalah sesuatu yang dalam dirinya sendiri didasarkan atas asumsi-asumsi yang
berorientasi pada pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, dan oleh karena itu
dirinya sendiri tidak berkelanjutan.
Sebagaimana telah
ditunjukkan oleh para penulis Marxis (Gough, 1979), negara kesejahteraan telah
tumbuh secara berdampingan dengan kapitalisme industri, dan harus dilihat
sebagai bagian integral dari orde sosial, ekonomi dan politik yang ada. provisi
layanan sosial negara seperti kesehatan, pendidikan, perumahan dan
kesejahteraan bukanlah sekadar hasil pandangan-pandangan altruistis pemerintah
yang ramah dan peduli, tetapi merupakan keperluan bagi kapitalisme industri
untuk bertumbuh dan berkembang, dan sebagai suatu cara untuk memantapkan dan
memelihara kontrol sosial (Kennedy, 1989).