Rabu, 06 April 2011

UMAR BIN ABDUL AZIZ

PENDAHULUAN
Umar bin Abdul Aziz,bergelar Umar II, lahir pada tahun 61 H, beliau Adalah khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 (umur 34-35) sampai 720 (selama 2-3 tahun). Tidak seperti khalifah Bani Umayyah sebelumnya, ia bukan merupakan keturunan dari khalifah sebelumnya, tetapi ditunjuk langsung, dimana ia merupakan sepupu dari khalifah sebelumnya, Sulaiman.
Ayahnya adalah Abdul-Aziz bin Marwan, gubernur Mesir dan adik dari khalifah Abdul-Malik.ibunya adalah Ummu Asim binti Asim. Umar adalah cicit dari Khulafaur Rasyidin Kedua Umar bin Khattab, dimana umat muslim menghormatinya sebagai salah seorang Sahabat Nabi yang paling dekat.
Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu idola yang perlu kita teladani setelah rosululloh dan para sahabat. Sungguh setiap perbuatannya,terutama setelah menjadi khalifah sangat berarti bagi kaum muslimin saat itu, terutama yang berada di bawah kepemimpinannya. Mungkin, keterpurukan Indonesia saat ini karena belum memiliki pemimpin seperti beliau, setidaknya pemimpi yang paling mirip kebaikannya dengan beliau.
Umar bin Abdul Aziz disebut para ulama sebagai khulafaur rasyidin ke-5,karena kesamaan manhaj kepemimpinan beliau dengan empat khalifah pertama penerus rosululloh SAW. Nama lengkapnya Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz Marwan bin Al Hakam. Ia seorang pemimpin dari generasi tabi’in. Lahir di Halawan Mesir tahun 61 H. Dibai’at menjadi khalifah pada saat wafat saudara sepupunya, Sulaiman bin Abdul Malik,pada tahun 91 H.
Pada saat dibai’at Umar bin Abdul Aziz berpidato. ’’Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada kitab sesudah Al-Qur’an dan tidak ada nabi sesudah Muhammad SAW. Saya bukanlah qodhi (hakim), tetapi adalah pelaksana. Saya bukanlah tukang bid’ah, tetapi pengikut setia. Dan saya bukanlah yang terbaik di antara kalian, tetapi saya adalah yang paling berat tanggung jawabnya di antara kalian. Orang yang lari dari imam yang zhalim, bukanlah kezhaliman. Ingatlah, tidak ada ketaatan pada makhluk dalam kemaksiatan pada sang khalik.
Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin yang warak, zuhud, bersih, dan peduli pada umat. Istrinya menceritakan bahwa pada suatu hari sedang di kamar tidur dan ingat tentang akhirat, beliau gemetar seperti burung dalam air, duduk, dan menangis. Sedangkan perhatiannya kepada umat sangat besar. Ketika akan istirahat siang sejenak karena capek melaksanakan tugas, anaknya memberi nasihat, ’’Apakah Ayah menjamin umur Ayah akan panjang sesudah istirahat sehingga menunda banyak urusan yang harus diselesaikan?’’ Umar bin Abdul Aziz tidak jadi istirahat dan langsung meneruskan tugasnya.
Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah hanya 2 tahun lebih. Tetapi pada masa itu sangat banyak kesuksesan yang beliau lakukan. Beliau yang menghapuskan caci-maki terhadap Imam Ali dan keluarganya yang dilakukan khatib saat khutbah jum’at dan mengganti dengan membaca surat An-Nahl ayat 90. Sampai sekarang khutbah Jum’at membaca ayat itu mengikuti sunnah yang baik dari Umar bin Abdul Aziz, beliau juga menolak nepotisme dari keluarganya, Bani Umayyah.
Dalam masalah ilmu dan kekhusyu’an, Umar bin Abdul Aziz adalah termasuk ulama panutan. Berkata Maimun bin Marhan, ’’para ulama di hadapan Umar bin Abdul Aziz menjadi murid. Beliau adalah gurunya para ulama.’’ Di masa beliaulah penulisan hadits-hadits Rosululloh SAW. Dilakukan sehingga berkembanglah tadwin hadits dan penulisan buku hadits.
Sedangkan ibadahnya sangat menyerupai Rosululloh SAW. Anas bin Malik r.a. berkata, ’’Saya tidak sholat berjamaah bersama imam yang lebih menyerupai sholatnya Rosululloh dari pada sholat bersama pemuda ini (Umar bin Abdul Aziz) ketika beliau di Madinah.’’ Beliau menyempurnakan ruku’ dan sujud, dan memendekkan dan membaca Al-Qur’an.’’
PEMBAHASAN

A. Dakwah Umar bin Abdul Aziz
Setelah ayahnya meninggal dunia, Umar bin Abdul Aziz di minta khalifah Abdul Malik bin Marwan untuk datang ke Damaskus. Pada masa pemerintahan khalifah al-Walid bin Abdul Malik atau al-Walid I ( khalifah ke-6 memerintah tahun 86-97 H ) tepat nya pada tahun 87 H, Umar bin Abdul Aziz di angkat menjadi Gubernur Hedzaz ( Hidjaj ) dengan kedudukan di kota Mekah & Madinah di kota inilah ia meniti karier politik nya sebagai pejabat penting pemerintahan.
Tetapi karena di fitnah oleh Hajjaj bin Yusuf yang menuduhnya melindungi para pemberontak yang berasal dari Irak, Umar dipecat. Pemecatan itu tidak diambil pusing oleh Umar karena memang ia sendiri tidak berambisi untuk menjadi penguasa. Ketika itu baru berusia 24 tahun. Penampilannya sebagai gubernur sangat berbeda dari gubernur-gubernur lainnya karena ia sangat adil dalam memerintah. Langkah pertama ketika tiba di Madinah adalah membentuk sebuah “Dewan Penasehat” yang beranggotakan beberapa ulama di kota itu. Umar di catat sebagai Gubernur yang berprestasi dan bereputasi baik, namun karena ia berselisih dengan khalifah akibat hasutan Hajjaj bin Yusuf As-saqafi ( gubernur juga di wilayah Kekalifahan Umayyah ) dan para pendukungnya yang tidak menyukai Umar maka khalifah memecat nya dari jabatan gubernur pada tahun 93 H, tapi pada masa pemerintahan Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan, ( Khalifah ke-7 memerintah tahun 97 – 99 H ), ia di percaya lagi menjabat sebagai Al- Khatib ( sekertaris ).
Setelah Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik wafat, pemerintahan Umayyah di pegang oleh saudaranya yang bernama Sulaiman Abdul Malik, Tatkala khalifah Sulaiman sakit beliau meminta nasihat kepada wajir nya ( Menteri ) yaitu Raja bin Haiwah tentang siapa yang patut menggantikan kepemimpinan Khalifah Bani Umayyah selanjutnya. Dari pembicaraan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa yang layak untuk menggantikan nya adalah Umar bin Abdul Aziz yang pada saat itu menjadi al-khatib ( Sekertaris Negara ) setelah pembuatan surat itu khalifah meninggal dengan tenang. Walaupun Umar pernah menjadi Gubernur dan Al-Khatib, Ia tidak berambisi untuk menduduki jabatan khalifah, Ketika Khalifah Sulaiman menderita sakit, ia meminta Pertimbangan dari wazir ( Perdana Menteri ) Raja’ bin Haiwah tentang siapa yang pantas menjadi khalifah untuk menggantikannya, karena putra mahkota, Ayyub meninggal dunia.
Pada waktu itu raja mengemukakan bahwa Umar Bin Abdul Aziz adalah figur yang tepat untuk jabatan itu. Akan tetapi Umar dalam suatu perbincangan nya dengan raja tentang sakitnya khalifah ke-7 tersebut dan penggantinya, mengatakan kepada raja “….dengan bersaksi kepada Tuhan, saya meminta kepadamu, seandainya khalifah menyebut-nyebut nama saya untuk jabatan itu, hendaklah engkau menghalanginya dan kalau ia tidak menyebut-nyebut nama saya untuk jabatan itu, janganlah engkau mengingatkan kepadanya”….
Yazid bin Abdul Malik ditunjuk sebagai calon khalifah sesudah Umar. Setelah Sulaiman wafat ( 99 H ), Umar resmi menjadi khalifah. Umar tidak mengaharapkan atau berusaha mendapatkannya, bahkan ia ingin sekali untuk menjauhkan diri dari padanya, bahkan umar bilang ketika mendengar nama nya disebutkan sebagai Khalifah yang baru dengan mengucap “…Innallillahi Wa inna ilaihi roji’un….” Kemudian berkata demi Allah ini sama sekali bukan atas permintaanku, baik secara rahasia atau terang-terangan.
Kemudian Umar naik mimbar dan berkata; “…Wahai manusia sekalian!!! Dengan ini aku telah dibebani tanpa diminta pendapatku lebih dahulu dan tidak pula atas permintaanku sendiri, dan juga tidak atas permusyawaratan kaum muslimin. Aku membebaskan tuan-tuan dari bai’at yang telah tuan-tuan sukai”… Tetapi baru saja Umar turun dari mimbar hadirin berseru dengan serempak; “Kami telah memilihmu!!” Lalu mereka sama-sama datang ke Umar dan menyatakan Bai’ah dan sumpah setia kepadanya.
Kemudian Jabatannya menjadi khalifah membagi kehidupannya menjadi 2 bagian sebelum menjadi khalifah penuh kebahagiaan dan kekayaan tetapi setelah menjadi khalifah, maka kehidupannya penuh dengan perjuangan kesederhanaan, kesahajaan dan kerja berat. Umar turunan Bani Umayah, ayahnya Abdul Aziz ibnu Marwan, pamannya khalifah Agung Abdul Malik ibnu Marwan, sedang istrinya Fatimah Binti Abdul Malik saudara al-Walid. Dari saluran-saluran inilah ia mendapat rezeki yang baik serta mengenal dan mengenyam kehidupan dalam istana. Ia dididik dan dibesarkan dalam suasana yang penuh kenikmatan dan kemakmuran hidup. Harta kekayaannya berlimpah-limpah sehingga ia memiliki tanah perkebunan di Hejaz, Syam, Mesir, Yaman, dan Bahrain. Dari sana ia memperoleh penghasilan yang besar sebanyak 40.000 dinar setiap tahun.
Menurut riwayat, sebelum Umar menjadi khalifah ada hal-hal yang tercela pada diri-nya, yaitu bahwa ia terlalu suka kepada kemewahan, Wangi-wangian yang istimewa, memakai pakaian serta perhiasan berlebihan, kecongkakannya ketika berjalan, cara Umar berjalan cukup tenar pada masa itu dengan sebutan “Lenggang Umar”. Bila ia berjalan maka meratalah wanginya.
Kemudian kehidupannya ada garis pemisah antara hidup nya yang lama dan yang baru. Ia menyadari tanggung jawabnya yang besar dan kezaliman-kezaliman yang banyak terjadi di masa itu. Serta resiko yang berat yang harus dihadapinya.
Mulailah Umar bekerja dari awal –awal pertama setelah menguburkan Sulaiman; Peristiwa pertama tatkala dibawakannya beberapa ekor kuda pengangkut barang dan beberapa ekor kuda tunggangan dan beberapa kuda begal, masing-masing lengkap dengan alat-alatnya.
Umar bertanya…”Apakah ini ?? Mereka menjawab ; “inilah kendaraan khalifah”.
Umar menyahut ; “Hewanku lebih sesuai bagi ku”. Kemudian dijualnya semua hewan kendaraan tersebut dan uangnya disimpan di Baitul Mal. Begitu pula tenda-tenda permadani semua dijual dan dimasukannya ke Baitul mal.
B. BENTUK–BENTUK DAKWAH YANG DILAKUKAN KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ
- Mengirim para Mubaligh sebagai misi perdamaian ke India, turki dan raja-raja bangsa di Afrika.
- Mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mengirim buku-buku tentang islam & berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
- Pasukan islam yang sedang mengepung Konstantinopel ditarik mundur dengan diganti dakwah bil hal yang menjelaskan tentang islam.
- Mengembangkan pola musyawarah dalam ilmu pengetahuan tanpa melihat perbedaan agama.
- Banyak raja-raja di Luar negeri masuk islam karena bentuk Dakwah Umar.
Di bidang Keilmuan di kabarkan ia memindahkan sekolah kedokteran yang ada di Iskandariyah ( Mesir ) ke Antakya ( kini di Turki ) dan Harran ( Turki ).
Di bidang Sosial Politik Umar menerapkan prinsip politik yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan yang lebih utama dari segalanya. Dia lebih bersifat lunak kepada rakyat nya yang membangkang asal jangan melakukan kerusuhan dan pengrusakan dan mengganggu ketertib umum, ia juga berkirim surat kepada Syaudzab agar datang ke Damascus untuk bertukar fikiran padahal dia tokoh dari Khawarij yang membangkang. Umar tidak membasmi mereka ataupun menentang malahan di ajak nya bekerja sama untuk membangun Negara, kebijakan ini menambah simpati masyarakat dan kelompok-kelompok yang sering melakukan perlawanan seperti kelompok khawarij itu tadi.
Dalam situasi aman dan damai seperti inilah khalifah Umar menjalankan roda pemerintahannya. Sehinnga ia mampu mengeluarkan kebijakan yang memihak kepada rakyat banyak dan berusaha semaksimal mungkin untuk mensejahterakan rakyat nya, dan usahanya diantaranya; menghentikan sikap permusuhan dengan keluarga Ali, pengikut / pendukung ali baik ditempat umum maupun dalam khotbah.
Permusuhan ini di mulai ketika Usman bin affan wafat di bunuh orang al-Ghofiqi, keluarga Umayyah menuduh Ali ( Khalifah waktu itu ) melindungi pembunuh Usman, keluarga Umayyah kemudian memberontak terhadap Ali yang mengakibatkan Perang Siffin ( Kelompok Ali dengan Muawiyah Abu-Sofyan di pingir sungai siffin ) dan Tahkim Daumatul Jandal.
Menghapuskan kelas – kelas sosial antara muslim Arab dan muslim non-Arab.
Pada masa awal pemerintahan Dinasti Bani Umayyah terjadi perbedaan besar di dalam sistem sosial kemasyarakatan. Perbedaan itui di tandai dengan pemberian jabatan penting bagi muslim Arab dan posisi kurang untuk Muslim Non-Arab( Mawali ).
Hal semacam ini menimbulkna persoalan-persoalan social politik. Karena masyarakat Non-Arab yang di masukan ke kelompok kelas dua melakukan protes, Kalau kenyataan ini di biarkan terus maka akan sangat berpengaruh bagi stabilitas dan keamanan dinasti Bani Umayyah, Oleh karena itu Khalifah Umar bin Abdul Aziz melakukan pembaharuan di
dalam bidang Sosial dengan menghapuskan perbedaan kelas, semua memiliki hak & kewajiban yang sama.
Beliau mengurangi beban pajak yang dipungut dari kaum nasrani menghentikan Jizyah ( pajak ) dari umat islam, membuat aturan mengenai timbangan dan takaran, membasmi cukai dan kerja paksa, memperbaiki tanah partanian, irigasi, penggalian sumur-sumur, pembangunan jalan, menyediakan tempat penginapan bagi musafir dan menyantuni fakir miskin dan semua kebijaksanaannya itu berhasil meningkatkan taraf hidup rakyat, sehingga umat Islam di bawah kepemimpinanya dapat di katakan makmur. Sepeninggal Umar, tidak ada lagi khalifah Bani Umayyah yang cakap hanya 2 tahun 5 bulan singkat sekali kalau saja pemerintahan Umar bisa berjalan lama niscaya sejarah islam dan sejarah Daulat Bani Umayyah akan terisi dengan lembaran yang indah dan membanggakan. Umar bin Abdul Aziz wafat pada bulan rajab tahun 101 H. Umar meninggal tatkala badannya menjadi kurus karena terlalu mengekang nafsunya sampai hidupnya menderita.

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya pemerintahan Bani Umayyah (selama 90 tahun), Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah yang patut di contoh oleh pemimpin-pemimpin kita, keteladannya beliau,ke zuhudannya terhadap harta yang beliau miliki, dan kepemimpinannya terhadap negara yang dipimpinnya. Beliau tidak mau bersenang-senang diatas diatas penderitaan rakyatnya.
Umar adalah khalifah 8 Bani Umayyah, lahir di Halawan Mesir, pada tahun 61 H, beliau disebut sebagai khulafaur rasyidin ke 5. Menjadi khalifah Bani Umayyah kurang lebih selama (2-3 th), akan tetapi dalam singkatnya waktu tersebut, telah banyak kemajuan. Rakyatnya tidak ada yang merasa kekurangan. Negrinya sejahterah. Beliau juga orang ahli sufi, kezuhudannya dalam masalah agama dan negara patut kita contoh.

DAFTAR PUSTAKA

Basyarahil,thariq. 2005. SUKSES MENJADI PEMIMPIN ISLAMI. Jakarta : Magfirah pustaka


Syalabi. A. Dr. Prof. 2003.• SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM 2. Jakarta : Pustaka Al-Husna Baru

Ibrahim Hasan. Dr. 2001. SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM 2. Jakarta : Kalam Mulia

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( SKI ) TSANAWIYAH. Jakarta : Ilham

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1997. ENSIKLOPEDI ISLAM. Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

Khalid. Muh . KHALIFAH RASULULLOH. “ Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perhidup Khalifah Rosululloh. ” Bandung : CV. PENERBIT DIPONEGORO, IKAPI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar